Senin, 07 Juli 2014

TERIMAKASIH PAK JOKO WIDODO, ATAS PERUBAHAN

Berasal dari keluarga kurang

mampu, hanya bercita-cita ingin

membahagiakan orang tuanya,

meski keadaan ekonomi tak

mendukung. Namun dengan

niatnya, akhirnya menjadi

Walikota solo, dengan jiwa

kedaerahannya, dia tahu

masalah2 yang terjadi di

kalangan rakyat kecil, dia tahu

solusi untuk mengatasinya.

Kemudian diminta untuk

mengatasi masalah-masalah yang

terjadi di Jakarta, dia bersedia

melayani masyarakat Jakarta.



Selama itu, dia banyak meraih

penghargaan, baik dari dalam

maupun luar negeri, saya yakin,

dalam hatinya hanya ingin kerja

yang baik, agar tetap bisa

membanggakan orang tuanya

ada keberhasilan maupun

kegagalan. Solo banyak berubah,

meski tak sedikit pula yang

menyayangkan Solo tak lebih

baik, begitu pula Jakarta, banyak

perubahan yang dilakukan

dibanding era kepemimpinan

sebelumnya, namun ada juga

yang menganggap dia bekerja

kurang baik. Jokowi bukanlah

orang yang sempurna, Jokowi

juga punya kelebihan dan

kekurangan. Saya yakin, dalam

benak seorang mantan tukang

kayu, menjadi gubernur sudahlah

hal yang luar biasa. Namun dia

dihadapkan pada berbagai

persoalan setelah menjabat

presiden.



1. Jokowi dianggap melanggar

sumpah jabatan, gila jabatan, dll.

Padahal dulu waktu masih di

Solo, banyak yang meminta

Jokowi menangani Jakarta, disaat

dia menangani Jakarta, banyak

pula yang memintanya

menangani Indonesia. Menerima

tanggung jawab yang lebih besar

bukanlah isi hati jokowi, seperti

yang dulu pernah dia katakan

"sebenarnya saya tak ada niat

menjadi presiden". Namun

karena banyak yang memintanya,

akhirnya dia menerima tanggung

jawab itu. Melanggarkah? Seperti

kata sebuah hadist : "Apabila ada

tanggung jawab lebih besar,

dimana anda harus melepas janji

itu, maka ambillah tanggung

jawab itu".



2. Dia dihadapkan dengan partai-

partai elit, partai-partai yang

suka berbagi kursi selama ini,

akhirnya dia membuat koalisi

tanpa syarat, dimana dia hanya

menerima partai yang tanpa

mengajukan syarat apa-apa

untuk berkoalisi, dan benar saja,

partai-partai elit itu tak ada yang

berada di belakangnya, bahkan

seorang ARB pun yang sempat

bertemu mesra dengan Jokowi

tidak bisa bergabung, yang

bergabung, hanya partai-partai

kecil.



2. Dia dihadapkan dengan dana

minim untuk kampanyenya,

untunglah tim suksesnya punya

cara, yaitu melalui sumbangan

sukarela, dia juga dihadapkan

dengan minimnya media center,

untung saja ada Surya Paloh,

pemilik Metro TV menjadi satu-

satunya TV pendukung Jokowi,

bayangkan jika NasDem

berkoalisi dengan koalisi merah

putih, Jokowi terus di down oleh

semua TV setiap harinya.

makanya Metro TV setiap hari

memberitakan Jokowi, berbeda

dengan partai-partai elit yang

mempunyai dana melimpah, dan

mempunyai 5 saluran pendukung

(TVOne, ANTV, MNC, RCTI,

Global) jadi mereka tak perlu

setiap hari menayangkan capres

mereka, karena punya 5 saluran

berbeda yang tersebar sudah

bisa menandingi pemberitaan

tiada henti metro TV.



3. Dihadapkan dengan buasnya

kampanye-kampanye partai-

partai, tim sukses, dll. Saya

mengetahui, selama ini tim

sukses selalu menggunakan

berbagai cara untuk

memenangkan calon mereka,

baik kubu A dan kubu B, baik

Capres A maupun Capres B

selalu dilebih-lebihkan oleh tim

sukses masing-masing, dan tim

sukses selalu mencari kesalahan

lawannya. Jokowi dihadapkan

dengan kondisi sulit. Dihadapkan

dengan fitnah-fitnah seperti PKI, Amerika, keturunah

China, Syiah, boneka mega, dll yang marak tersebar di media massa.



Fitnah yang sama sekali tak ada

buktinya. Namun tim sukses

jokowi pun melakukan apa saja

untuk menjatuhkan lawannya.

Saya yakin, kedua capres

sebenarnya tak ingin hal ini

dilakukan, namun karena media

1 berbanding media 5, akhirnya

dianggaplah benar semua

tentang Jokowi, sebaliknya,

Media 1 selalu dianggap

melebih-lebihkan Jokowi. (Akibat

koalisi tanpa syarat).



Saya tahu, Jokowi pasti orang

baik, karena dia juga pernah

merasakan jadi rakyat kecil, dia

cuma ingin membanggakan

orang tua, melayani masyarakat,

namun dihadapkan dengan hal

yang luar biasa.



Banyak perubahan yang terjadi

setelah kemunculan Jokowi :



- gaya blusukan, untuk

mengetahui permasalahan rakyat

secara langsung mulai tren.



- muncul istilah revolusi mental,

terbukti. Biasanya koalisi tanpa

bagi-bagi kursi itu mustahil (kata

Fadli Zon), namun ada beberapa

yang menyatakan dukungan

kepada koalisi tersebut. Banyak

relawan, yang biasanya mau

nyoblos karena dibayar, sekarang

nyoblos karena kemunculan

bapak. Banyak yang

berkampanye membuang sampah

sembarangan, kemarin di GBK

sesuai kata hati, para relawan

membersihkan GBK.



- Yang biasanya tak mau berbicara

politik seperti slank, dll

# AkhirnyaMilihJokowi.



- yang tadinya artis konser harus dibayar, sekarang dibayar dengan hati.



Banyak lagi.





Terlepas menang atau tidaknya

bapak, sekali lagi TERIMAKASIH

Bapak telah merubah pandangan

masyarakat awam terhadap

politik, bapak merubah

pandangan tentang cara bekerja

menjadi pemimpin, bapak telah

merubah pandangan mengenai

koalisi.



Bapak telah memberi semangat

pada kami, khususnya anak

muda masa kini, untuk bisa

berprestasi, meski ekonomi

kurang mendukung



Meski bapak dicaci, dihina,

difitnah, tapi bapak tetap pada

pendirian bapak, yakni kerja

keras melayani masyarakat, agar

orang tuanya bahagia.



Sekali lagi, entah menang atau

tidaknya,

TERIMAKASIH, telah

memberi perubahan nyata bagi

Indonesia.