Selasa, 29 Maret 2016

Fakta Sesungguhnya di balik Supersemar yang tidak kita ketahui






Sukarno dan Suharto sedang berbincang masalah penting.
Halo saudara-saudara sebangsa dan setanah air seperti yang kita ketahui hari ini adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang mengubah jalannya sejarah kita selama-lamanya yaitu keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret atau yang kita kenal sekarang sebagai Supersemar. Peristiwa ini berawal dari adanya gerakan Subversif yang kita kenal sekarang sebagai G-30S PKI.

Peristiwa tersebut menjadi awal dari berakhirnya riwayat PKI yang gilang gemilang dan awal bagi kehancuran hidup DN Aidit dan pengikutnya serta berakhirnya politik Nasakom. Serta menjadi awal bagi kejatuhan Sukarno dari kursi kekuasaan yang digantikan oleh Presiden Suharto sebagai presiden ke 2 RI.



Penyerahan Supersemar dari Presiden Sukarno ke Mayjen Suharto.

Peristiwa ini mengawali bencana kemanusiaan yang lebih suka dilupakan oleh pihak negara-negara barat yang konon bertanggung jawab terhadap pembantaian jutaan orang terduga penganut paham komunis/simpatisan PKI. Peristiwa pembantaian PKI ini menjadi awal menaiknya popularitas Mayjen Suharto di masyarakat saat itu yang resah dengan keberadaan PKI. Menurut mereka dengan berkuasanya PKI maka seluruh umat Islam akan dibantai dan akan terdapat banyak pembantaian terhadap umat beragama karena sikap PKI saat itu yang gencar mempromosikan atheisme ke desa-desa yang merupakan basis garapan ajaran komunisme di Indonesia.

Kontroversi Supersemar



Namun Supersemar itu sendiri menjadi kontroversi, karena naskah asli Supersemar itu sendiri sudah hilang keberadaannya. Banyak pihak yang mengklaim memegang naskah asli Supersemar dan banyak pihak yang mengklaim tahu peristiwa di belakang layar mengenai Supersemar. Misalkan saja Soebandrio mantan Menlu Indonesia saat itu di dalam autobiografinya mengklaim bahwa terjadi aksi pemaksaan terhadap Sukarno agar beliau menandatangani Supersemar. Ada pihak yang mengklaim Supersemar yang beredar di buku sejarah adalah versi Angkatan Darat sedangkan ada yang mengklaim mereka punya versi aslinya terlepas dari semua kontroversi itu, sesungguhnya ada orang yang benar-benar mengetahui tentang proses terjadinya Supersemar tersebut namanya jarang disebutkan di dalam buku-buku sejarah dan hampir tidak pernah didengar.

Konon dia disebut manusia dibelakang layar dalam berbagai konspirasi politik di Indonesia, namun beberapa pihak ada yang menyebutnya The Silent Power, The Kingmaker, Godfather. Dia adalah seorang politikus hebat yang tidak ingin namanya dikenang oleh publik bahkan konon menurut bocoran berbagai kawat diplomatik dan rahasia intelijen negara dialah orang yang bertanggung jawab memegang naskah tersebut ! Siapakah dia ???? kita perkenalkan : Syawalludin !





The Silent Power itu sedang membaca dan mempersiapkan berbagai konspirasi politik di sebuah tempat yang dirahasiakan keberadaanya.



Namun setelah peristiwa Supersemar yang seharusnya kita kenal sebagai Surat Perintah Syawalludin. Karena sebenarnya dialah yang mempengaruhi bung Karno untuk menulis Supersemar itu dan menyerahkan tugas berat menyelamatkan wibawa sang Presiden dan pemimpin besar revolusi yang mulia itu dan menyelamatkan Indonesia dari ancaman pengaruh ideologi Komunisme.




Bencana kemanusiaan ini adalah akibat dari keluarnya Surat Perintah Syawalludin (Supersemar).

Setelah peristiwa tersebut Syawalludin dikabarkan menghilang dan tidak diketahui keberadaanya, ada yang mengatakan dia dibunuh oleh simpatisan PKI yang selamat. Ada yang mengatakan dia dibunuh oleh Badan Intelijen Negara untuk menjaga kerahasiaan ada pula yang mengatakan dia dibunuh CIA ada yang mengatakan dia diculik. Desas desus tentang keberadaan Syawalludin sesungguhnya sudah mulai dipertanyakan dan menjadi kontroversi mulai dari spekulasi yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal. Ada yang mengatakan dia melarikan diri ke luar negeri mengubah namanya dan memulai karier sebagai businessman ada pula yang mengatakan dia menjadi eksekutif muda salah satu perusahaan ternama di Amerika Serikat atas jasanya bagi kepentingan Amerikat dan dia mengubah namanya punya keluarga pula disana.

Namun ada juga yang mengatakan dia diculik alien dan dilarikan ke dimensi yang lain dan akan diturunkan lagi ke dunia ini, ada yang mengatakan dia berada di Segitiga Bermuda menelusuri misteri tentang sebuah kehidupan di dunia yang sampai saat ini belum terpecahkan. Saya sendiri tidak mengetahui setelah peristiwa Surat Perintah Syawalludin atau yang kita kenal sebagai Supersemar, nasib Syawalludin kemana. Namun setelah munculnya krisis finansial Asia 1997 yang berdampak kepada kehancuran tatanan sosial dan politik Indonesia yang menyebabkan lengsernya Presiden Soeharto.


Massa berdemonstrasi dengan menduduki Gedung DPR menuntut ditemukannya Syawalludin.

Terdapat perbincangan luar biasa di kalingan spiritual dan lingkaran dekat keluarga Cendana mengenai keberadaan Syawalludin, dia dicari dan dimintai nasihat serta pertanggung jawabannya. Banyak kalangan demonstran yang menuntut Syawalludinditemukan namun pendukung Orba tetap memutuskan Syawalludin harus ditemukan untuk dimintai solusi atas masalah ini. Namun para demonstran dan aktivis reformasi menuntut Syawalludin untuk ditemukan dan dimintai pertanggung jawabannya serta dimintai pendapatnya tentang siapa yang layak jadi Presiden berikutnya. Konon menurut ramalan Jayabaya, dan beberapa ahli spiritual di Indonesia. Syawalludin adalah Ratu Adilyang dinantikan kedatangannya di kala bangsa Indonesia sedang susah.




Rumah ini terduga tempat kelahiran kembali Syawalludin tanggal 11 Maret 1996, konon Syawalludin dikabarkan melarikan diri dari dunia yang fana ini dan dikabarkan kedatangannya kembali dalam berbagai tarekat, riwayat dan catatan sejarah yang meramalkan kedatangan kembali Sang Ratu Adil ke dunia yang fana ini. Menurut riwayat yang dikabarkan ahli Spiritual bapak Mathius Syalenra dia melakukan reinkarnasi dan akan lahir kembali ke dunia tanggal 11 Maret 1996 di rumah inilah dikabarkan kemunculan kembali Syawalludin yang misterius itu.



Bapak Mathius Syalenra yang konon tahu akan keberadaan Syawalludin sesungguhnya.

Syawalludin keberadaannya memang banyak dibicarakan oleh banyak kalangan lintas agama banyak yang mengatakan dialah orang suci yang ditunggu keberadaannya, ada yang mengatakan dialah sang Messiah yang dinanti, ada yang mengatakan dialah Imam Mahdiyang kedatangannya ditungguh diakhir jaman oleh Umat Islam namun orang yang mengatakan hal tersebut konon hilang pula keberadaannya. Dialah filsuf yang hilang dialah orang yang dinanti ! ada yang mengatakan dia adalah seorang yang luar biasa yang mempunyai kekuatan super untuk menentukan siapa yang pantas menjadi pemimpin di sebuah negara, banyak desas desus yang ramai mengatakan siapakah yang akan terpilih di dalam pemilu 2014 ini ???? konon Syawalludin yang mengetahui jawaban tersebut namun dia merahasikannya agar hal tersebut tidak diungkap ke khalayak rami sebab dia khawatir akan terjadi instabilitas Politik apabila hal tersebut diungkap.




Kholid (kiri) dan saya (tengah) sedang berfoto dengan seseorang yang diduga dialah Syawalludin yang kontroversial itu kami menemukannya di dalam sebuah persembunyiannya yang misterius itu. Dia akan tetap bersembunyi sampai waktu yang tepat untuk menunjukkan diri.


Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam sejarah bangsa kita usai Peristiwa Surat Perintah Syawalludin (Supersemar). Namun dalam tahun 2014 ini Syawalludin akan menunjukkan gebrakannya yang akan mempengaruhi jalannya perpolitikan dan sejarah bangsa kita di era pasca reformasi dan globalisasi ini. Sekian artikel dari kami Alles Gute Zum Geburstag Syawalludin/Happy Birthday Syawalludin !!!!

Senin, 28 Maret 2016

Bung Karno, Kuasa Negara dan Kuasa Modal



Ditulis Oleh : Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto-. 

Bung Karno ini memang orang luar biasa, pikirannya jempolannya dalam soal ilmu futurolog, Alvin Toffler nggak ada apa-apanya. Di tahun 1934 Bung Karno menulis soal "Kuasa Wilayah" disitu Bung Karno bilang, "Kelak dikemudian waktu, akan ada suatu wilayah yang dibeli tidak dengan kekuasaan, tidak dengan pelor-pelor, tidak dengan penindasan, tapi dengan kekuatan uang, dengan kekuatan modal" Bung Karno menulis ini saat dia mengamati lalu lintas arus dagang di pelabuhan Flores yang kecil lalu dia ingat Pelabuhan Surabaya yang besar.

Di tahun 1960 di depan beberapa orang seperti Yamin, Chaerul Saleh, Djuanda dan Jusuf Muda Dalam, Bung Karno berkata " "Kalian tahu apa itu Neokolonialisme dan Neoimperialisme, ini persoalan bukan persoalan tentang semata-mata kekuasasan geopolitik, Nekolim adalah pencaplokan wilayah dengan modal, jadi apa yang terjadi di Malaya kelak akan menjadi titik-titik baru penguasaan modal" benar kata Bung Karno, Singapura kemudian dijadikan alat modal untuk mencaplok wilayah.

"Nah, Yang kaya itu harus state, harus negara, karena negara akan menjadi pemain modal paling luar biasa" kata Bung Karno di depan Hasjim Ning dan Dasa'at di tahun 1964. Disini omongan Bung Karno benar lagi, "State atau Negara harus menjadi kekayaan utama dalam percaturan modal geopolitik"

Tahukah anda Singapura, yang kaya dari Singapura itu adalah Negara, Kekuatan Temasek -Holding BUMN-nya Singapore itu luar biasa besar. Lalu tahukah anda berapa kekuatan besar Malaysia, yang kaya dari Malaysia itu Negara, Negara-Negara ini dibentuk menjadi satu kartel oleh Inggris menjaga kepentingan modalnya di Asia Tenggara. Sementara Indonesia, Negara sama sekali tidak kaya, yang kaya adalah oligarkis yang berkelindan dengan politik. Negara kehilangan kedaulatannya.

Pak Harto tidak mau masuk dalam permainan Inggris dan Amerika Serikat di tahun 1988 Pak Harto sudah mulai melihat Jerman Barat sebagai lobi alternatif, BJ Habibie yang punya lobi Jerman Barat mau diangkat jadi Capres di tahun itu tapi dijegal oleh kelompok lain, 10 tahun kemudian di tahun 1998 Pak Harto juga dihabisi oleh kekuatan liberal.

Baik Bung Karno dan Pak Harto menggunakan paham Kekayaan State atau paham kekayaan negara, bedanya Bung Karno pakai cara pampasan model dia memampas Djepang dengan skim yang dibuat Djuanda dan kemudian Chaerul Saleh, sementara Pak Harto membuat sistem 'jeda alih modal' yang skim awalnya dibuat Widjojo lalu kemudian Suharto memilih tim BJ Habibie untuk ekspansi produksi dan tim Radius Prawiro dalam pengaturan interior keuangan dalam negeri. Tapi kemudian Suharto juga dilibas, awalnya penolakan Suharto pada IGGI yang kemudian tim Suharto juga akan menghajar IMF. Tapi Suharto terlambat, upayanya dia menghajar IMF juga lucu karena terjebak penasihan ekonominya yang konyol dan praktis Suharto ditinggal sendirian.

Sistem Neoliberalisme ini yang menihilkan ruang negara, menjadi jelas seperti soal Bawang, soal Sapi, yang nantinya menjadikan rakyat jadi mainan Liberalisme atas nama pasar, tapi dibalik Liberalisme Pasar ada permainan kartel, ada permainan modal, ada permainan monopoli, kenapa ini terjadi? "Karena negara tidak punya kuasa modal, untuk menekan pasar".

(-Anton DH Nugarahanto-. )

Di Balik Foto Kisah Pelukan Bung Karno dan Pak Dirman



Pada waktu Belanda menerjunkan ribuan pasukan Marinir dan pasukan infanteri ke Yogyakarta Desember 1948, terjadi pertengkaran kecil antara Bung Karno dan Jenderal Sudirman. Saat itu Bung Karno lebih memilih ditawan untuk memancing Belanda berunding dan memancing kemarahan Internasional, tapi Sudirman yang saat itu sudah terpengaruh dengan pikiran 'perang total' Tan Malaka menghendaki Bung Karno untuk ikut masuk hutan dan gerilya dengan Sudirman. Bung Karno menolak, pertimbangannya kalau gerilya pasti ketangkep juga, karena prinsip dari dulu bagi Sukarno adalah selalu 'hadir' ditengah mata rakyatnya dan mata dunia. "Ia tak boleh menghilang".

Selain itu Jawa bukan seperti Cina daratan, seluruh pulau ini dikelilingi laut, kalau Cina daratan gerilya gampang, bisa lari ke Sovjet Uni atau lari ke India. Tapi kalau Jawa lari ke perbatasan ya nyemplung laut, begitulah pikir Bung Karno.

Sudirman yang masih hijau politiknya dan agak tak mengerti 'taktik' politik Bung Karno marah besar. Ia merasa pemimpin di Yogyakarta merusak kepercayaan rakyat. Disinilah aroma perpecahan terjadi.

Tapi ternyata dibuktikan apa omongan Sukarno benar, di PBB Belanda dikeroyok habis negara-negara yang mendukung Indonesia. Nehru sampai menggebrak meja podium berkali-kali dan berteriak pada delegasi Belanda, di Australia kaum buruh mogok total, pelabuhan-pelabuhan di boikot. Di New York sebarisan kaum buruh berdemo meminta Indonesia dibebaskan dari Belanda. Sementara pejabat AS sudah mengantongi surat dukungan Presiden AS untuk membela Indonesia dari Belanda, pesannya singkat "kita dukung Indonesia, jangan sampai keduluan Stalin"

Belanda akhirnya dipaksa mundur, Amerika Serikat mengancam akan menutup dompet Marshall dan tidak mau bantu Belanda lagi apabila dana pajak orang Amerika dipakai untuk beli Mitraliyur NICA, akhirnya Belanda menyerah, agar tak kehilangan muka di antara negara-negara lain, Belanda minta ganti rugi dan Irian Barat tetap dijadikan negara koloni sampai pada waktunya nanti diserahkan pada Indonesia.

Sukarno menang, tapi tidak bagi Sudirman. Ia masih marah. Akhirnya Sukarno memanggil Rosihan Anwar untuk menjemput Sudirman di hutan, sebelumnya beberapa surat sudah dilayangkan ke Sudirman sampai terakhir surat dari Sultan Hamengkubuwono IX, tapi Sudirman masih saja kepala batu. Sukarno tak hilang akal, dipakailah anak buah kesayangan Sudirman yaitu : Letkol Suharto untuk jemput Sudirman.

Pak Dirman senang dengan Letkol Suharto karena cara Jawa-nya yang amat halus. Tidak seperti serdadu revolusioner yang lain dengan gaya kebarat-baratan dan agak urakan, Suharto sangat mriyayeni, sangat halus tutur katanya. Inilah yang bikin Sudirman suka, setiap ucapan Suharto kepada Pak Dirman selalu didahului :Nyuwun Duko (minta dimarahi). Taktik Sukarno benar dengan menyuruh Letkol Suharto, Dirman menurut.

Rosihan Anwar membawa Frans Mendur, ahli potret dari IPPHOS. Juga tukang potret kesayangan Bung Karno. "Nanti kalo Dirman datang, kamu potret yang bagus" kata Bung Karno. Frans Mendur mengangguk.

Lalu datanglah Sudirman ke Gedung Agung, tempat tinggal Bung Karno. Dirman berdiri saja di pojokan, ia kaku, perasaannya masih marah. Tapi bukan Sukarno namanya yang mampu mencairkan suasana, ia mampu membuat Dirman tertunduk dan merasa hormat pada Sukarno yang lagak lagunya seperti bintang Tonil tahun 1930-an.

Sukarno datang sendiri ke Dirman dan memeluknya, tapi Dirman masih kaku, setelah memeluk Sudirman, Bung Karno melihat ke arah Frans Mendur dan berkata cepat "Dapet nggak sentuhannya?"

Frans Mendur menggeleng dan menyahut "Terlalu cepat"

"Ya udah diulang lagi, adegan zoetnjes-nya" (zoentjes =ciuman)...
kata Bung Karno, lalu Bung Karno memanggil Sudirman agar mendekat. "Ayo supaya lebih dramatik" entah kenapa Dirman menurut saja bagai bintang iklan yang sedang disuruh sutradara.

Akhirnya momen pelukan Bung Karno dan Pak Dirman jadi foto paling terkenal sebagai 'Foto penutup perang Revolusi 1945-1949'.

Taktik kamera Bung Karno ini untuk menunjukkan pada dunia bahwa tak ada isu kudeta militer yang akan memberontak pada pemerintah karena penolakan KMB 1949, sekaligus menunjukkan pada pasukan mbalelo penolak KMB yang masih di hutan bahwa militer sudah bersatu dengan pemerintah dibawah komando Sukarno dengan perasaan haru.

Sukarno mampu secara efektif menggerakkan sebuah gambar sebagai bagian penggerakkan alam pikiran bahwa sadar psikologi massa. Karena bagaimanapun sejak masih di HBS (sekarang SMA) Sukarno adalah seorang sutradara, lakon pentas pertama kali yang ia bawakan adalah lakon komedi. Andai Bung Karno nggak diajarin politik sama Tjokroaminoto mungkin Bung Karno akan bekerja sebagai fotografer atau sutradara film.

Sejarah selalu menceritakan banyak hal........

ANTON DH NUGRAHANTO

Ketika Revolusi Memakan Anak Kandungnya Sendiri



Sejarah mencatat sebelum tanggal 17 Agustus 1945, sekelompok pemuda dengan nekat menculik Sukarno dan Hatta, berikut Fatmawati dan bayinya Guntur dibawa ke Rengasdengklok untuk dipaksa memproklamirkan kemerdekaan. Peristiwa ini sebenarnya bermula pada kunjungan sekelompok pemuda menemui Sukarno dan Hatta di suatu tempat. Orang itu adalah : Wikana (ketua), DN Aidit, Soebadio Sastrosatomo, Suroto dan Yusuf Kunto.

Pada pertemuan itu sekelompok pemuda itu ngotot agar kemerdekaan Indonesia di proklamasikan secepatnya sebelum ada keputusan resmi dari sekutu tentang status Indonesia, artinya masa vakum kekuasaan akibat kalahnya Jepang ibarat ‘Golden Time’ bagi orang kena serangan jantung sebelum diselamatkan dokter atau mati ditengah jalan. Sukarno menolak ia takut kalau proklamasi dilakukan tanpa menyertakan Panitia Kemerdekaan yang notabene buatan Jepang maka bisa terjadi penangkapan-penangkapan yang tidak perlu dan korban dari pihak rakyat karena kebrutalan Jepang. Tapi para pemuda itu bilang mereka sudah siap, dan revolusi tinggal tunggu pelatuknya. Jakarta akan terbakar api perang kemerdekaan. Sukarno tetap menolak permintaan pemuda itu. Akhirnya salah seorang dari mereka dalam suasana panas mengancam bila Bung Karno tidak mau memproklamirkan maka akan ada pertumpahan darah dalam pertemuan ini. Bung Karno yang terkenal nggak mau ngalah, malah balik mengancam sambil pegang lehernya dan berteriak. “ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu, dan sudahilah nyawa saya sekarang juga, jangan tunggu besok!” Hatta yang lebih berkepala dingin menengahi suasana yang sudah memanas itu, dia bilang “Sudah jangan diteruskan...kalau kalian sanggup proklamasikan saja sendiri” Hatta meminta pemuda lebih sabar menunggu keadaan.

Jelas suasana ini membuat para pemuda yang memaksa Bung Karno kecewa apalagi Wikana yang sudah sangat yakin bahwa Kaigun (Angkatan Laut Jepang) pasti bisa membantu Indonesia, ia kenal dengan petinggi-petinggi Kaigun yang memang agak bersimpati atas kemerdekaan Indonesia. Peristiwa inilah yang kemudian mencetuskan ide gila untuk menculik Sukarno dan Hatta.

Lalu bagaimana yang terjadi dengan nasib orang-orang yang terlibat pada pertemuan itu setelah Indonesia merdeka?.

Sukarno menjadi Presiden Indonesia pertama, namun diakhir hidupnya ia dikarantina akibat peristiwa G 30 S yang nggak jelas siapa yang main. Akhir hidupnya menderita sakit lever dan wajahnya bengkak-bengkak, dokter yang merawat Bung Karno bukan lagi dokter Mahar Mardjono tapi dokter hewan dan ia tidak boleh baca koran, menerima tamu bahkan kerap menerima perlakuan kasar dari pengawal yang diperintahkan Junta Militer Orde Baru untuk menjaga beliau. Orang yang terakhir menjenguk beliau adalah Hatta. Sukarno yang dalam keadaan koma tiba-tiba tersadar ketika Hatta datang, dengan suara pelan dia berkata “Hatta kau disini?”.Hatta menanggapinya dengan menjawab “Bagaimana keadaanmu, No?” Hatta memanggil Sukarno dengan nama kependekan seperti yang sering ia kalau ia memanggil Bung Karno di jaman pergerakan sampai awal kemerdekaan. Bung Karno menjawab sama dengan apa yang ditanyakan Hatta dalam bahasa Belanda “Hoe gaat het met Jou?”. Hatta menangis sambil memegangi tangan Bung Karno.

Tokoh yang paling tragis dari kisah orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu adalah DN Aidit alias Bang Amat. Ia yang diawal kemerdekaan tertangkap Belanda dan dipenjarakan di Pulau Onrust lalu setelah dibebaskan ia bergabung dengan gerakan Musso, akibat peristiwa Madiun 1948, ia bersembunyi dan baru muncul di awal tahun 50-an. Ia juga dicari-cari Rezim Sukiman pada Razia Agustus 1951, kemudian PKI mendapat pengakuan politik oleh Sukarno, dan DN Aidit merevitalisasi PKI, lalu membesarkan partai ini menjadi partai paling menakutkan bagi lawan-lawan politiknya. Akibat peristiwa G 30 S ia dituduh sebagai dalang utama dan kabarnya ia dihabisi oleh prajurit RPKAD di sebuah tempat di Solo. Pembunuhan terhadap karakternya paling brutal dalam kisah sejarah Indonesia, ia bukan saja dibantai kehidupannya tapi juga dibantai namanya, DN Aidit menjadi nama paling mengerikan baik di buku-buku pelajaran maupun film atau kisah-kisah di masa Orde Baru.

Soebadio Sastrosatomo juga mengalami nasib yang kurang baik dalam hidupnya setelah Indonesia merdeka. Pada awalnya ia masa-masa manis berpolitik. Pada saat pemerintahan Amir Syarifudin jatuh akibat mosi tidak percaya terhadap perundingan Renville, Amir yang juga tadinya satu partai dengan Badio alias Kiyuk..berkata pada Badio dalam sebuah rapat mendadak “Ik leg mijn ambt neer. Saya sudah kalah, Badio..wordt jij maar Perdana Menteri. Daar is the plane, ga jij maar Jakarta om meet de Belanda te spreken..(Saya letakkan jabatan saya, saya sudah kalah Badio, kau saja jadi Perdana Menteri.Disana ada pesawat terbang, kau pergilah ke Jakarta untuk berunding dengan Belanda). Saat itu umur Badio baru 30 tahun. Namun Badio menolak tawaran Amir.

Saat Sukarno mengusulkan supaya Badio diangkat menjadi Jaksa Agung pada bulan November 1945 Hatta menolak dengan berkata “Soebadio is the jong” (Soebadio terlalu muda) jadilah Badio seumur-umur tidak pernah menerima jabatan resmi pemerintah. Malah ia keluar masuk penjara. Di jaman Demokrasi terpimpin Badio masuk penjara Madiun karena dianggap menentang Sukarno. Lalu di jaman Orde Baru tanpa proses pengadilan ia ditangkap dan dijebloskan ke penjara selama 888 hari. Hidupnya sangat sederhana, Pak Badio ini tinggal di Jalan Guntur No. 49 Jakarta. Rumahnya merupakan bangunan tua yang lapuk di makan usia. Badio ini termasuk anak didik Sjahrir, Ia benci sekali dengan Suharto namun ia menyenangi Bung Karno walaupun ia pernah dipenjara pada saat jaman Bung Karno. Di jaman Orde Baru Megawati berkali-kali datang ke rumah Badio dan kalau Megawati datang, Badio selalu tanya “Apa kata Bapak?” Badio yakin Megawati mampu berdialog dengan arwah Bung Karno.

Wikana adalah tokoh yang paling tidak dikenal dalam sejarah Indonesia. Padahal pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945 peran beliau yang paling penting karena berkat koneksinya di Angkatan Laut Jepang atau Kaigun, Proklamasi 1945 bisa dirumuskan di rumah dinas Laksamana Maeda di Menteng yang terjamin keamanannya. Lalu Wikana mengatur semua keperluan Pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan, ia juga tegang saat melihat Bung Karno sakit malaria pagi hari menjelang detik-detik pembacaan Proklamasi. Wikana kasak kusuk ke kalangan militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi. Setelah kemerdekaan jalan hidup Wikana sangat rumit, ia dianggap terlibat peristiwa Madiun 1948, namun berhasil lepas dari kejaran tentara. Bersama dengan pejuang-pejuang dari Nasionalis sayap kiri ia menghilang dan baru kembali setelah DN Aidit melakukan pledoi terhadap kasus Madiun 1948 yang mulai digugat oleh Jaksa Dali Mutiara pada 2 februari 1955. Namun revitalisasi PKI ditangan DN Aidit membuat Wikana tersingkir dan dianggap bagian dari golongan tua yang tidak progresif, ini sama saja dengan kasus penyingkiran kaum komunis ex Digulis oleh anak-anak muda PKI, karena tidak sesuai dengan perkembangan perjuangan komunis yang lebih Nasionalis dan mendekat pada Bung Karno. Terakhir Wikana tinggal di daerah Simpangan Matraman Plantsoen dalam keadaan miskin dan sengsara karena tidak mendapat tempat di PKI dan diisolir oleh Aidit. Beruntung Waperdam Chaerul Saleh pada tahun 1965 menarik Wikana menjadi anggota MPRS. Pada saat penangkapan-penangkapan setelah kejadian GESTAPU, Wikana hilang begitu saja. Sampai sekarang tidak jelas juntrungannya.

Lalu bagaimana dengan Hatta?, Hatta menjadi Wakil Presiden dan dilantik bersama Bung Karno. Hatta memiliki peran besar pada revolusi bersenjata 1945-1949 karena Bung Karno tidak disukai Belanda sangat membenci Bung Karno, dan dianggap Bung Karno tak lebih dari Quisling, tokoh kolaborator Norwegia yang berkhianat dan membantu Nazi, Bung Karno dianggap membantu rezim fasis Jepang selama pendudukan militer Jepang 1942-1945 namun Hatta dan Sjahrir disukai Ratu Belanda karena itulah kedua tokoh ini yang paling sering berunding dengan Belanda. Hatta melakukan restrukturisasi partai-partai politik dan militer. Restrukturisasi militer Hatta memiliki dampak paling luas terhadap perkembangan sejarah Indonesia, terutama sekali berjaraknya militer rasional ciptaan Hatta-AH Nasution dengan sentimentalisme patriotik Sukarno. Selain itu restrukturisasi militer Hatta memunculkan peristiwa politik paling kontroversial sepanjang era revolusi kemerdekaan, peristiwa Madiun 1948. Orang-orang komunis menuduh Hatta terlibat pada perjanjian rahasia red drive proposal antara pemerintah AS dengan RI untuk membendung komunisme di Indonesia, dengan imbalan AS akan mendukung perjuangan diplomatik Indonesia baik di PBB maupun forum-forum perundingan dengan Belanda. Red Drive Proposal ini dianggap sebagai awal mula munculnya peristiwa Madiun yang berakibat dibunuhnya tokoh-tokoh politik penting dari garis kiri seperti : Amir Sjarifudin, Musso, Suripno dll.

Setelah penghancuran PKI dan Front Demokrasi Rakyat, karir politik Hatta semakin cemerlang ia dipercaya pemerintah RI menjadi penandatangan perjanjian KMB 1949 dan pengakuan kedaulatan RI atas Indonesia 27 Desember 1949. lalu Hatta dengan baik mengatur formasi kabinet, bersama dengan Sri Sultan HB IX, Hatta memodernisir TNI. Setelah Pemilu 1955, karir politik Hatta menurun, ini berbanding terbalik dengan karir politik Bung Karno yang menanjak ditunjang mulai kuatnya PKI revitalisasi Aidit 1954 dan mulai mendapatnya dukungan militer terhadap Bung Karno seiring tidak puasnya kerja parlementer. Hatta menolak konsep-konsep politik Bung Karno, lalu hubungan itu merengang, pada tahun 1956 Hatta mengundurkan diri, awalnya Bung Karno menolak pengunduran diri Hatta, tapi akhirnya ia menandatangani surat pengunduran diri Hatta. Mundurnya Hatta membuat kecewa banyak perwira militer non Jawa yang notabene juga anti PKI. Protes terhebat adalah ketika PRRI mengultimatum agar Dwitunggal Sukarno-Hatta kembali lagi dan pemerintah Jakarta jangan sampai jatuh ke tangan komunis, atau pemberontakan pecah. Akhirnya pemberontakan PRRI pecah diikuti dengan gerakan Permesta. Kolonel Ahmad Yani yang menyelesaikan kasus PRRI dengan operasi 17 Agustus-nya. Praktis setelah PRRI nama Hatta hilang dari peredaran, ia hanya disebut dalam upacara proklamasi sebagai ko-proklamator. Nasibnya sebagai ko-proklamator menyelamatkan nasibnya karena dengan itu rezim Sukarno tidak berani menjebloskan Hatta ke penjara, ini berbeda dengan nasib Sjahrir. Konon kabar yang beredar dari versi buku-buku sejarah (Versi PKI terlibat dalam Gestapu) Hatta dimasukkan ke dalam tokoh yang harus dibunuh pada malam jahanam 30 September 1965. Namun DN Aidit menolak Hatta dijadikan sasaran pembunuhan. Mungkin Aidit sungkan pada Hatta, walaupun Aidit pernah mendakwa habis-habisan Hatta pada pengadilan kasus Madiun tahun 1955. Hatta tetap dipandang sebagai guru politiknya, karena Hatta sering mengajar anak-anak muda pergerakan pada Markas Pemuda Menteng 61.

Setelah PKI dihancurkan oleh Orde Baru dan Bung Karno digerogoti karir politiknya pelan-pelan. Hatta sempat dimunculkan sebagai calon kuat Presiden RI, bersama dengan AH Nasution. Tapi Hatta tetap menolak sebelum kasus G 30 S jelas, ia bahkan menantang Junta Militer Orde Baru untuk membawa Sukarno ke pengadilan agar peristiwa ini jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Mental Hatta adalah mental khas didikan Belanda, yang menempatkan hukum diatas segalanya. Bersama Deliar Noer Hatta ingin mendirikan PDII (Partai Demokrasi Islam Indonesia) tapi ijin pendirian ditolak Orde Baru. Ketika kekuasaan Suharto mulai mapan setelah peristiwa Malari 1974 menyusul ditangkapinya tokoh-tokoh PSI dan aktivis mahasiswa, muncul kasus aneh Sawito Kartowibowo, eks pegawai Departemen Pertanian yang mengeluarkan dokumen ‘Menuju Keselamatan’ dimana dia mendapat wangsit membenahi Indonesia. Dalam dokumen itu Sawito mengkritik habis-habisan Suharto dan keluarganya, kritik itu disetujui oleh banyak tokoh nasional termasuk Hatta dan Hamka yang menandatangani persetujuannya terhadap isi dokumen itu. Dalam dokumen itu juga Sawito menunjuk Hatta sebagai tokoh yang harus menggantikan Suharto sebagai Presiden RI demi keselamatan bangsa Indonesia. Suharto marah bukan main, kasus Sawito dihantam habis-habisan, tapi kemujuran Hatta terhadap bencana politik lagi-lagi terjadi, Suharto tidak berani menyentuh Hatta. Tahun 1980 Hatta meninggal dan Iwan Fals menciptakan lagu yang sampai saat ini masih banyak dihapal oleh generasi muda Indonesia, lagu itu berjudul ‘Hatta’. Bait dalam lagu itu yang menakutkan rezim Suharto adalah : “Terbayang nama seorang sahabat yang tak pernah lepas dari namamu” nama yang dimaksud itu adalah : Sukarno.

Sukarno juga yang menjodohkan Hatta dengan Rachmi Hatta, Hatta bersumpah menolak menikah sebelum Indonesia merdeka. Sumpah ini merupakan reaksi terhadap November Belofte 1918, dimana pemerintah Hindia Belanda menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada tahun itu. Pernikahan Hatta sekaligus legitimasi pribadinya terhadap Proklamasi 1945. Beda dengan Sjahrir dan Tan Malaka yang masih ragu pada proklamasi 1945 sebelum melihat dukungan rakyat.

Banyak orang mengenang Hatta sebagai pribadi yang disiplin waktu, gila buku, memiliki humor kering bahkan Bung Karno pernah mengejek Hatta sebagai pribadi yang membosankan, bukan seperti dirinya yang womanizer dan gampang buat suasana meriah. Tapi dari semua yang dikenang akan pribadi Hatta adalah kesederhanaan, baik kesederhanaan hidup maupun kesederhanaan hati. Anaknya Meutia Hatta baru tahu bahwa Bapaknya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI, setelah ia diajari sejarah Indonesia di sekolah waktu SD. Sepulang dari sekolah dia bertanya “ Papa, dulu pernah jadi wapres RI, ya? Saya tahu dari guru sekolah” hal ini bisa digambarkan betapa tidak melebih-lebihkan Hatta pada peran sejarah, sampai anaknya sendiri tidak pernah tahu apa yang dilakukannya untuk negara. Hatta dikenal tokoh yang anti korupsi, dia pernah ditugasi oleh Suharto memberantas Korupsi lewat komisi GAK (Gerakan Anti Korupsi) –macam KPK jaman sekarang - saking bersihnya dan hati-hati dalam mencari harta, ia menjadi sangat miskin secara keuangan. Bayar listrik saja sudah berat, uangnya hanya dari uang pensiun Wapres yang nilainya nggak seberapa. Mendengar Hatta kesulitan bayar uang listrik dan air, Ali Sadikin gubernur Jakarta pada waktu itu membebaskan Hatta untuk membayar listrik dan air PAM. Keinginan Hatta yang tidak keturutan saat usia senjanya ialah membeli sepatu Bally dari kulit hitam.

Hatta tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata. Karena disitu ada koruptor Pertamina baru saja dimakamkan Haji Taher- yang harta korupnya jadi rebutan antara pemerintah RI dengan keluarganya, pemerintah RI diwakili LB Moerdani -, dan menurut Hatta banyak koruptor lain dimakamkan disana, ia tidak mau bergabung bersama Koruptor. Hatta ingin dimakamkan dekat dengan rakyat di Tanah Kusir, Jakarta. Kota dimana ia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

(ANTON DH NUGRAHANTO, 2007)

PS. Untuk Yusuf Kunto dan Suroto saya tidak punya referensinya.....

Gaya Blusukan Bung Karno



Salah satu ciri khas Bung Karno adalah blusukan, ia senang jalan jalan dan memperhatikan kehidupan rakyat. Waktu tinggal di Jalan Pungkur Bandung, hampir tiap sore jam 4 Bung Karno naek sepedanya dan berkeliling Bandung. Awalnya Bung Karno suka ngopi di Jalan Braga, dengan kumis gaya Clark Gabble-nya Bung Karno muda menikmati sore dengan kopi tubruk dan beberapa potong pisang goreng.

Di Braga pula Bung Karno kerap berjumpa dengan tokoh tokoh pergerakan baek yang lebih senior maupun yang lebih junior seperti M. Yamin ataupun Sugondo Djojopuspito. Di Braga pula Yamin mengenalkan Sutan Sjahrir yang masih anak SMA (dulu HBS) tingkat II kepada Bung Karno. Setelah ngobrol ngalur ngidul dengan Sjahrir, Bung Karno bilang ke Yamin "Anak itu akan jadi orang besar" dan memang benar berapa puluh tahun kemudian, Sutan Sjahrir menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia.

Ada satu catatan kecil soal Braga ini, dari diskusi diskusi sore di Jalan Braga, tercetus keinginan Yamin untuk mengadakan "Sumpah Pemuda". Sudah jadi watak Yamin yang suka meniru, sebelum kenal Tan Malaka, M Yamin adalah "pelagak gaya Bung Karno" ia suka dengan gaya toniil Bung Karno berpidato, dari lagak lagu ikutan inilah, Yamin bikin idee soal "Sumpah Pemuda". Sebuah ide yang ia serap dari pemikiran Sukarno soal "Persatuan Nasional". Tak lama setelah Sumpah Pemuda 1928, Yamin berkenalan dengan Tan Malaka lewat buku buku politik Tan Malaka, dan sejak itulah kiblat Yamin bukan pada diri Sukarno lagi, tapi sudah ke Tan Malaka.

Kegemaran blusukan ini pula yang mengantarken Bung Karno kepada petani kecil bernama Marhaen, Bung Karno bicara pada Marhaen soal tanamannya, soal cangkulnya, soal alat alat produksinya, sehingga Bung Karno tau bahwa ada jutaan orang seperti Marhaen di Indonesia, dan mereka menjadi ciri khas orang Indonesia. "Punya alat produksi sendiri, punya lahan sendiri, cuman buat memenuhi hidup hari ini...sebenggol sehari" inilah yang kemudian Bung Karno merumuskan sebuah kelas sosial di Indonesia yang ia sebutken sebagai "Marhaen" beda dengan sebutan ala Tan Malaka untuk kaum jelata bernama "Murba" yang lebih pada kelas buruh, kaum Marhen adalah kelompok produsen kecil dan banyak jumlahnya. Kalau istilah sekarang UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Dari sini Bung Karno berpikir soal serikat serikat kerja, soal bantuan negara pada kaum usaha kecil, kaum yang bergerak dengan tenaganya sendiri di tingkatan ekonomi paling bawah.

Ketika Indonesia baru saja Merdeka, NICA memburu Sukarno hidup atau mati. Tan Malaka mendapatkan laporan intelijen dari informan-nya di Tanjung Priok bahwa Sukarno dan Hatta akan dihabisi NICA dengan dakwaan sebagai kolaborator Jepang. Akhirnya Informasi ini diberikan pada Ahmad Subardjo yang menyampaikan pada Bung Karno, dan tak lama Bung Karno dan Bung Hatta pindah ke Yogyakarta sekaligus memindahkan Ibukota RI dari Djakarta ke Jogja.

Di Jogjakarta, Bung Karno mendapatkan jaminan keamanan dari Raja Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sementara Van Mook dapat perintah dari Belanda "jangan sentuh Jogja" sehingga posisi Sukarno aman, selama dua tahun Sukarno merasakan kehangatan Jogja yang aman sebelum Belanda menyerbu Jogja dalam agresi militer Desember 1948.

Selama masa aman itu, kegemaran Blusukan Sukarno dimulai lagi, tiap sore bila tidak ada rapat kabinet Bung Karno berjalan jalan dengan sepeda melintasi persawahan di pinggiran kota Jogja. Suatu hari pernah seorang tokoh dari Kotagede KH Kahar Mudzakkir datang ke Istana Agung tempat Bung Karno tinggal, disana KH Kahar ngopi dan bercerita soal kebudayaan Jogja, tak lama kemudian Bung Karno dan KH Kahar Mudzakkir ke Kotagede dengan naek mobil studebakker melihat Masjid Perak lalu ke Pasareyan Panembahan Senopati, sepanjang perjalanan Bung Karno melihat rumah rumah orang kaya Kalang dan mengaguminya. Sore yang indah di Kotagede itu kelak akan selalu diingat terus oleh Bung Karno dan ia ceritakan berapa tahun kemudian ketika Ki Ageng Suryomentaram mengunjungi Bung Karno di Istana Merdeka Jakarta sekitar awal tahun 1950-an. Ki Ageng cerita soal Kotagede dan pencak silat bergaya Mataraman. Pencak yang didominasi oleh unsur tendangan. Lalu Bung Karno cerita soal Pencak Silat stroom, Pencak Silat tenaga dalam, "Itu Muso yang jago" kata Bung Karno kepada Ki Ageng Suryomentaram sambil mengingat kawan lamanya yang tewas setelah berontak di Madiun 1948.

Bung Karno juga senang jalan jalan dan bertemu dengan pedagang pedagang di pasar. Istilahnya dulu incognito, namun sulit bagi Sukarno untuk melakukan incognito, wajah dan suaranya amat dikenal. Saat blusukan Sukarno amat senang diskusi soal keseharian, seperti berapa harga rokok, "apakah anakmu sekolah?" atau "soal makan nasi atau jagung". Dalam obrolannya, Bung Karno kerap bercanda dengan pedagang dan suka juga melawak, sudah jadi watak Sukarno untuk menyenangkan semua orang.

Setiap setelah Blusukan di jalan Bung Karno merenungkan rakyatnya, hal ini pernah diceritakan ajudan Bung Karno yang juga dokter pribadinya di masa perang kemerdekaan, dokter suharto. Bung Karno selalu berpikir soal masa depan rakyatnya setelah merdeka, bagaimana mereka merasa bahagia, bagaimana sebuah negara bisa menjadi alat untuk membahagiakan rakyat, itu yang ada dalam pikiran Bung Karno.

Di tahun 1960-an, Bung Karno juga suka blusukan ia suka naik mobil VW combi warna biru telor kemana mana, ia lihat pasar senen. Pernah suatu kali Bung Karno pesan sate, saat ia memanggil tukang sate dan memesannya, tukang sate malah teriak "itu suara bapak...itu suara bapak", bagaimana rakyat tidak hapal bila tiap seminggu sekali mereka mendengarkan Bung Karno berpidato di RRI, dan boleh dikata pidato Bung Karno adalah suara yang paling ditunggu tunggu rakyat Indonesia.

Blusukan melihat rakyat kecil oleh Bung Karno digunakan juga sebagai komunikasi, teori paling dasar komunikasi Bung Karno adalah "Bila kau bicara dengan seseorang, gunakanlah bahasa yang ia mengerti, jangan kau belagak seperti priyayi bila bicara dengan rakyat, bicaralah dengan bahasa rakyat, bicaralah dengan alam pikirannya dari sanalah kamu akan semangkin paham apa mau rakyatmu, apa mimpi mimpi mereka...." kata Bung Karno pada Cindy Adams satu saat.......

(Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto).

Sepenggal Kisah Perang dari Morotai

Pelabuhan Morotai Kini pada Sebuah Malam Yang Sunyi (sumber dok.pribadi ibu Siti Hidayati) Sebuah tempat adalah kumpulan penceritaan, sebuah lokasi adalah terkumpulnya narasi. Begitu juga dengan Pantai Morotai yang indah, tempat di mana cakrawala menjadi jingga jika pagi atau senja mendaratkan matahari. Di balik garis lembayung jingga tersimpan sebuah kisah tentang, darah, air mata, dan keyakinan. Pulau Morotai adalah sejarah yang hilang, sejarah yang melembarkan kisah bagaimana sebuah pantai yang begitu indah menjadi pantai penuh darah. Pelabuhan Morotai awalnya dibangun Belanda sebagai Pelabuhan antara untuk menghubungkan antara Ternate dengan Hollandia dan Biak, pada tahun 1939 beberapa perwira KNIL didikan Bandung ditempatkan di Morotai, untuk mengantisipasi perkembangan perang di Eropa, Belanda menyangka bahwa suatu saat Jerman akan masuk lewat Pasifik, saat itu Belanda tidak menyangka Jepang akan melawan Amerika Serikat. Tapi di tahun 1942 menjadi kenyataan. Ribuan pasukan Jepang masuk ke Morotai, ke Biak, ke seluruh Hollandia (nama lama Jayapura), dan masuk ke seluruh pesisir pantai di Papua. Mereka membangun benteng-benteng laut yang bertugas mengantisipasi masuknya Amerika Serikat setelah Jepang membom Pearl Harbour. Di Amerika Serikat sendiri, pemboman Pearl Harbour Desember 1941 bikin Presiden AS Roosevelt naek darah kakinya yang lumpuh karena sakit polio bisa sembuh mendadak di depan Parlemen AS dia mengatakan dengan nada gemetar, "Mulai detik Kita Perang dengan Jepang, kita lumatkan Jepang sampai selumat-lumatnya," setelah pidato itu ia memerintahkan Kolonel Doolitle (Penerbang Angkatan Darat) AS, menggebuk Tokyo. Roosevelt memanggil dua jagoan perang AS. Di Eropa Roosevelt sudah menunjuk Jenderal Ike Eisenhower, seorang Jenderal belakang meja yang punya ketrampilan diplomasi ketimbang keterampilan perang, bagi FDR, Ike lebih cocok untuk menggabungkan kekuatan De Gaulle, Patton dan Montgomery yang sama-sama punya ego tinggi, tapi untuk Pasifik, ia betul-betul butuh Jenderal yang jago perang. Seorang Panglima yang bisa berada langsung di lapangan. FDR memanggil dua jagoan perangnya Laksamana Nimitz yang punya reputasi segudang dalam pertempuran laut dan Jenderal Douglas MacArthur seorang lulusan westpoint terbaik, bergaya serampangan tapi nekat. Jenderal Douglas MacArthur sebelum Perang Pasifik meletus, bertugas sebagai Penasihat Militer di Departemen Persemakmuran Amerika Serikat-Filipina (saat itu Filipina adalah bagian dari commonwealth atau negara afiliasi dari Amerika Serikat). Ia pensiun dari militer tahun 1937. Ketika Jepang menduduki Filipina dengan cepat, Jenderal Douglas MacArthur-lah orang yang memimpin penghadangan pasukan AS, tapi beberapa hari pertempuran ia diperintahkan mundur ke Australia. Mendadak Presiden Roosevelt berdiri dari kakinya yang lumpuh dan mengumumkan perang dengan Jepang (Sumber : Book WW II) Setelah pemanggilan FDR, Douglas MacArthur diaktifkan lagi menjadi Jenderal. FDR memilih MacArthur ketimbang Nimitz sebagai Panglima Perang Pasifik karena janji MacArthur yang terkenal di Filipina: "I Shall Return..." dan jutaan orang Filipina menyukai MacArthur, di Cebu ada gerakan khusus sendiri yang menunggu kedatangan MacArthur, bila MacArthur memimpin pasukan di Pasifik dia juga diharapkan membangkitkan perlawanan kaum pribumi Asia Pasifik melawan Jepang. Laksamana Nimitz dan Jenderal Douglas MacArthur diundang Presiden Roosevelt sekaligus mereka memaparkan strategi perang di Lautan Pasifik (sumber photo book WWII Pacific War) Strategi memasukkan MacArthur sebagai Panglima utama Pasifik tepat sekali, di hari pertama jabatan, MacArthur langsung menyusun strategi perang. Ia ingin menguasai Filipina sebagai centrum dari perang Asia Pasifik Raya. Penguasaan Filipina adalah langkah awal untuk sebagai pembentukan basis menguasai kepulauan inti Jepang. MacArthur menemukan strategi perang 'lompat katak' penguasaan pulau-pulau penting untuk mengurung 40.000 pasukan Jepang di Pasifik supaya mereka terasing dari jalur logistik dan kelaparan. Jawa dilewatkan oleh Pasukan AS. (Kelak lewatnya Jawa ini menguntungkan bagi kaum pergerakan Indonesia untuk segera memerdekakan Indonesia). McArthur mendarat di Finschaffen, Papua Nugini, lalu meloncat ke Hollandia (sekarang Jayapura). Dari Hollandia inilah MacArthur mendengar ada 13 pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Julius Tahija memimpin penyerbuan ke pulau Tanimbar dan berhasil. Julius Tahija adalah pribumi Maluku yang kelak di jaman Bung Karno menjadi boss di Caltex dan di Freeport. Penyerbuan KNIL yang berhasil itu bikin semangat Douglas MacArthur sambil makan es krim di tepi pantai Hollandia, ia memerintahkan penyerangan ke Morotai. Di Morotai perang berlangsung sengit, ada sekitar 500 soldadu Jepang di tempat di sana pada saat pendaratan sekutu, sebagai bagian armada 32 Jepang. Ratusan Soldadu yang ditempatkan di Morotai berasal dari Taiwan. Mereka tak paham bahasa Jepang. Pendaratan Morotai diawali dengan masuknya kapal pendarat ke tepi pantai, pertama kali tak ada serangan, ketika pendarat sudah masuk pantai, tiba-tiba desingan peluru dari mitraliyur berdesingan di atas topi-topi baja pasukan sekutu. Ketika AS sudah masuk tiba-tiba sekitar 400 pesawat tempur zero (zero = julukan pesawat Jepang karena ada lambang lingkaran merah yang di nickname sebagai zero) memberondong pasukan sekutu, dan didarat mereka mendapatkan gempuran tak terduga, ada bantuan yang datang tiba-tiba membantu 500 pasukan Jepang yang bertahan di gua-gua dan di bawah tanah. Perwira yang ditugaskan Jepang untuk menjaga Morotai, Mayor Takenobu Kawashima memerintahkan pulau dijaga sampai mati, pasukan kamikaze ada 20 orang yang siap masuk dan membom dirinya sendiri di tengah sekutu dalam gerilya malam di hutan-hutan. Pasukan Jepang mengajak tarung dengan mainan perang antarpohon dan bayonet, ketika masuk hutan fungsi senjata semangkin tak penting, yang ada adalah pertarungan kecerdikan. Satu lawan satu di Hutan, Pertempuran Jungle Survival yang mengerikan (Sumber foto : Battle of Morotai book WW II) Pertempuran gerilya di Pulau kecil Morotai berlangsung hampir satu bulan dari 15 September 1944 sampai dengan 4 Oktober 1944, tapi itu penguasaan formal, di kalangan bawah Soldadu Jepang menolak kalah, dan terus mempermainkan tentara Sekutu, banyak pembunuhan terjadi setelah kekalahan Jepang di Morotai tanggal 4 Oktober 1944. Yang menarik adalah ratusan soldadu Jepang menolak menyerah mereka lari ke hutan-hutan, kisah ini menjadi mengharukan karena sampai di tahun 1970-an mereka mengira perang masih berlangsung. Di satu saat TNI AU yang menguasai pelabuhan militer Morotai setelah selesainya perang dunia II, dilapori adanya penampakan seseorang yang diduga pasukan Jepang. TNI AU mengadakan operasi atas perintah Ali Murtopo yang mendapatkan pesan dari Sudjono Hoemardhani bahwa pemerintah Jepang menginginkan agar soldadu-nya di bekas koloni Jepang di Indonesia Timur dicari. Salah satu yang ketemu adalah Hiroo Onoda dan Teruo Nakamura, penemuan Hiroo Onoda ini membangkitkan semangat militer Jepang, bagi Hiroo Onoda yang ditemukan tahun 1974 menganggap perang belum selesai, dan di depan pers ia menolak kenyataan Jepang kalah perang dengan sekutu. Di Jepang saat itu sedang bangkit romantisme perang dan kejayaan militer bahkan pada tahun 1970, seorang penyair Jepang Yukio Mishima bunuh diri di depan publik sebagai protes atas Kekaisaran Jepang yang mau saja jadi budak bagi negara Imperialis Barat. Yukio Mishima, berpidato diatas Balkon dan menyatakan Jepang harus kembali pada kemuliaannya (Sumber : Story of Mishima Book, 1970) Beda nasib antara soldadu Hiroo Onoda dengan soldadu Jepang asal Taiwan yang juga ditemukan Teruo Nakamura, Nakamura ini tak bisa bahasa Jepang, juga nggak bisa bahasa Cina, ia hanya bisa sukunya, nama aslinya Attun Pallalin, pemerintah Jepang bingung dengan status kewarganegaraan Teruo Nakamura, bagi Cina adanya Teruo ini juga membuktikan kekejaman dan perampasan hak hidup orang Cina yang sudah dicuci otak oleh Jepang. Teruo Nakamura datang Ke Jepang tapi ditolak (Sumber : Asahi Shimbun, 1974) Begitulah pelabuhan Morotai yang sunyi, senyap dan berpemandangan indah, di balik pelabuhan yang diam itu terdapat kisah dan nyawa yang terbantai dan cerita hidup anak manusia baik kesuksesan hidup Julius Tahija, kejayaan Douglas MacArthur atau kenestapaan nasib Teruo Nakamura.... 

Jakarta April, 2012. (Anton DH Nugrahanto).

Rabu, 23 Maret 2016

PS Polri 2015-16 Kit PES 2013

Kit PS Polri musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Selasa, 22 Maret 2016

Download Mod F1 2016 for Game F1 2014 (Added Rio Haryanto)

Download Game F1 2014 Mod 2016 (Added Rio Haryanto)







Review :
Dalam game F1 2014 ini Gamer dapat memperbaiki keterampilan dan memenangkan medali dengan mengambil bagian dalamsetiap tantangan balap di mode Skenario , yang menampilkan berbagai skenario berbeda berdasarkan tantangan dunia nyata dansesuai dengan sejarah yang ada.
Game F1 2014 akan menawarkan AI yang sangat kuat pada mode MyCareer,Gameplay keren, dan visual Graphic yang mengagumkan,tentunya dapat membuat gamer betah berlama-lama di depan komputer untuk memainkannya.
Meskipun serupa dalam tingkat konten dan teknis dibandingkan dengan bab sebelumnya, F1 2014 adalah judul yang sangatberbeda dalam hal gameplay, adanya mobil baru dengan mesin turbo-electrik,serta mode skenario yang diperluas, akan menjadikan produk ini layak untuk dimainkan di waktu senggang,sambil menikmati Suasana Adu Balab Next-Gen Formula One.



Preview :






Minimum Spek
OS : Windows Vista/7/8
Processor : Intel Core2 Duo 2.4Ghz
Memory : 2GB
Hard disk space : 10GB
VGA : Geforce 8600 / Radeon HD 2600


Cara Install
1. Mount
2. Install Game
3. Copy crack ke folder game
4. Mainkan




Download Game F1 2014 :

Download Game F1 Mod 2016 : 

Minggu, 13 Maret 2016

PSIS Semarang 2015-16 Kit PES 2013

Kit PSIS Semarang musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

PSCS Cilacap 2015-16 Kit PES 2013

Kit PSCS Cilacap musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :



Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Persinga Ngawi 2015-16 Kit PES 2013

Kit Persinga Ngawi musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Persibas Banyumas 2015-16 Kit PES 2013

Kit Persibas Banyumas musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Persiba Bantul 2015-16 Kit PES 2013

Kit Persiba Bantul musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Martapura FC 2015-16 Kit PES 2013

Kit Martapura FC musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Jumat, 11 Maret 2016

Persis Solo 2015-16 Kit PES 2013

Kit Persis Solo musim 2015/2016 untuk PES 2013

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

PSGC Ciamis 2015-16 Kit PES 2013

Kit PSGC Ciamis musim 2015/2016 untuk PES 2013 dibuat oleh @official_ubai

Preview :


Download Disini : Download
Request kit lain disini : Request

PLEASE USE ORIGINAL POST AND ORIGINAL LINK

Senin, 07 Maret 2016

Profil dan Kisah Rudy Hartono Sang Wonder Boy



Like father like son, itulah yang dialami oleh Rudy Hartono Kurniawan kecil. Ayahnya yang seorang pelatih bulu tangkis dan salah satu pendiri Asosiasi Bulu Tangkis Oke dan klub PB Surya Naga di kotanya, maka tak heran Rudy kecil mengikuti jejak ayahnya tersebut. Sebenarnya Rudy kecil juga berbakat dibidang olahraga lain yaitu bulutangkis, renang dan bola namun oleh ayahnya diarahkan ke olahraga Bulutangkis meskipun pada awalnya Rudy kecil lebih memilih Renang dan Sepakbola menjadi olahraganya.

Rudy semasa kecil sudah menunjukkan bakatnya bermain Bulutangkis saat berumur 9 Tahun,, tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
Mulai saat itulah Rudy kecil di latih oleh ayahnya melalui Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan proses latihan yang disiplin. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Ditambah lagi dengan latihan lari panjang dan jarak pendek sebagai latihan penunjang.
Pindah Ke Klub Rajawali lalu ke Pusat Pelatihan Thomas Cup.
Pada awalnya Rudy remaja sudah merasa cukup nyaman berlatih di tempat latihan ayahnya, namun dia kemudian pindah ke klub bulutangkis yang sudah melahirkan bibit pebulutangkis dunia yakni Klub Rajawali untuk mengembangkan kemampuan bulutangkisnya lagi.
Berselang beberapa lama kemudian, dia pindah lagi ke Pusat Pelatihan Thomas Cup. Hal ini dilakukannya pada tahun 1965 agar bakatnya lebih terasah lagi dan bisa mendapatkan kesempatan lebih untuk bertanding di level internasional. Dari sinilah bakatnya membuahkan prestasi yaitu ikut andil dalam perebutan gelar kemenangan Thomas Cup tahun 1967 lalu disusul Juara All England pertamanya di usia yang terbilang belia yaitu 18 tahun. Waktu itu di final ia mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan skor 15-12 dan 15-9 dan kemudian terus memenangkan titel Juara All England ini sebanyak 8 kali dan itu merupakan rekor yang belum terpesahkan sampai saat ini (*2012). Karena itu lah ia disebut sebagaiRudy Hartono Sang Wonder Boy.


Tapi sekali lagi pepatah selalu mengatakan "setinggi - tingginya tupai melompat pasti akan jatuh juga". Ya..itu pulalah yang pernah dialami oleh Sang Wonder Boy ini. Di final All England 1973 yang hampir menjadi menjadi rekornya 8 kali juara berturut- turut sirna didepan mata saat dikalahkan oleh Svend Pri asal Denmark. Lalu saat Final Thomas Cup 1982 lagi - lagi iya ditaklukkan oleh Luan Jin asal China dan Piala pun untuk pertama kalinya selama 21 tahun pindah tangan dari Indonesia ke Negeri Bambu tersebut padahal pada saat itu negara China masih sebagai pendatang baru.


Pasca kekalahan terakhir tersebut, Rudy kemudian gantung raket. Dalam karirnya ia juga sempat diangkat menjadi Ketua Bidang Pembinaan PB-PBSI dan juga mendirikan klub Bulutangkis Jaya Raya, yang merupakan asal bibit pemain dunia lainnya yakni : Susy Susanti, Alan Budi Kusuma, serta Chandra Wijaya dan Tony Gunawan.







Nama : Rudy Hartono Kurniawan
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Agustus 1949
Agama : Kristen Protestan
Ayah : Zulkarnaen Kurniawan
Menikah : 28 Agustus 1976
Istri : Jane Anwar
Anak : Christopher Hartono Kurniawan dan Christine Hartini Kurniawan
Pegangan Raket : Tangan Kanan
Julukan : Wonder Boy

Saudara Kandung : Freddy Harsono, Diana Veronica, Jeanne Utami, Eliza Laksmi Dewi, Ferry Harianto, Tjosi Hartanto, dan Hauwtje Hariadi.

Pendidikan :
- SMA
- Sarjana Muda, Fakultas Ekonomi Trisakti Jakarta

Prestasi :- Juara tunggal putra All England delapan kali (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, dan 1976):
- 1968: Menang mengalahkan Tan Aik Huang (Malaysia)
- 1969: Menang mengalahkan Darmadi (Indonesia)
- 1970: Menang mengalahkan Svend Pri (Denmark)
- 1971: Menang mengalahkan Muljadi (Indonesia)
- 1972: Menang mengalahkan Svend Pri (Denmark)
- 1973: Menang mengalahkan Christian (Indonesia)
- 1974: Menang mengalahkan Punch Gunalan (Malaysia)
- 1975: Kalah dari Svend Pri (Denmark)
- 1976: Menang mengalahkan Liem Swie King (Indonesia)
- 1978: Kalah dari Liem Swie King (Indonesia)
- Juara bersama Tim Indonesia dalam Thomas Cup (1970, 1973, 1976 dan 1979)
- Juara Dunia, 1980
- Japan Open, 1981
- Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI (1981-1985)


Kegiatan lain :
- Main dalam film Matinya Seorang Bidadari (1971) bersama Poppy Dharsono- Pengusaha/agen peralatan olahraga (1984-sekarang)

Penghargaan:
- Olahragawan terbaik SIWO/PWI (1969 dan 1974)- IBF Distinguished Service Award 1985- IBF Herbert Scheele Trophy 1986 – penerima pertama- Honorary Diploma 1987 dari the International Committee's "Fair Play" Award


*) Rudy Hartono bahkan sempat dibuatkan rancangan komik oleh satu fansnya.



ada beberapa fakta unik dan mungkin anda belum tahu sebelumnya. Berikut saya coba rangkum kisah - kisahnya di bawah ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber.

Perisitwa Scheele

Peristiwa ini benar - benar membuat Rudy Hartono dan kawan - kawan terhenyak. Betapa tidak mungkin perjuangan mereka dalam usaha mempertahankan Thomas Cup di tahun 1967 di Istora Senayan sirna didepan mata. Persaingan sengit diperlihatkan antara Tim Indonesia dan Tim Malaysia di partai final. Pada saat itu Rudy Hartono masih terbilang masih belia dan belum punya jam terbang yang mencukupi bersama teman satu timnya yaitu Muljadi.

Sebenarnya waktu itu kesempatan untuk menang Tim Indonesia terbilang kurang. Hal itu dikarenakan akibat regenerasi pemain yang kurang baik jarak usia yang begitu jauh antara pemain senior seperti Ferry Sonneville dan pemain junior seperti Rudy dan Muljadi.

Tragedi ini terjadi saat permainan ganda putra Indonesia yang dimainkan oleh Agus Susanto / Muljadi berhadapan dengan ganda Malaysia Ng Boon Bee/Tan Jee Khan. Waktu itu ganda putra Indonesia dalam tekanan akibat tidak mampu bermain lepas dan nyaris saja kalah. Tapi entah mengapa tiba - tiba suasana di Istora seakan berubah total. Ganda Malaysia seperti berhadapan dengan semua orang yang ada di Istora Senayan. Skor 4-13 hampir saja memenangkan ganda Malaysia di game kedua yang dimana pada game pertama dimenangkan juga oleh ganda malaysia. Tapi akibat tekanan yang begitu dashyat dari para penonton yang berupa ejekan dan cemohan yang bersifat anti Malaysia maka 2 angka penutup yang dibutuhkan ganda Malaysia tidak pernah datang bahkan Tim Ganda Indonesia berhasil memenangkan game kedua dan memaksa terjadinya rubber set.

Namun di situlah perkara dimulai. Wasit Herbert Scheele tiba - tiba menghentikan pertandingan dengan tidak melanjutkan rubber set. Dan akibat dari keputusannya itu Indonesia dinyatakan kalah dengan skor 3-6 dan gelar Thomas Cup pun indah ke tangan Malaysia.

Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah "tragedi Scheele." Media massa pada saat itu yang masih bersemangat revolusioner menggunakan istilah-istilah yang membakar kebencian masyarakat. Terlihat seperti dalam tulisan, "Scheele memperlihatkan kesombongan bangsawan Inggris di depan penonton istora. Ia bertolak pinggang dan melambaikan tangannya untuk menaggil seorang pejabat kita, ketua umum PBSI Padmo Soemasto."

Sebutan Wonder Boy




Orang yang pertama kali menyebut Rudy Hartono sebagai Wonder Boy adalah Herbert Scheele itu sendiri. Dia melihat bakat dari Rudy Hartono yang terpendam sebagai cikal bakal juara nantinya. Pada kesempatan lainnya ia juga meramalkan juara All England 1977 Fleming Delfs dari Denmark tidak akan bertahan lama dan ternyata benar karena yang menjadi Juara All England di tahun 1978 adalah Rudy Hartono itu senidri.

Rudy Gagal Mengukir Sejarah dengan 8 kali Juara All England Berturut - turut

Tahun 1975 Rudy bersiap mengukir rekor delapan kali juara All England. Latihan berat dilakukan seperti biasanya. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang langsung ke All England, Rudy bertarung dulu di Denmark dan menjadi juara dengan mengalahkan Svend Pri di final. Sukses ini memberi keyakinan pada diri Rudy dan semua pencintanya yang yakin dia akan jadi juara All England lagi dan mencatat rekor delapan kali juara. Optimisme itu bukan ilusi. Rudy menang di babak-babak awal hingga semifinal. Dilahapnya Ippei Kojima (Jepang) di perempat final lalu Flemming Delfs (Denmark) di semifinal. Bertemulah Rudy dengan Svend Pri di final. Rudy tampaknya mendapat beban mental tersendiri. Ketegangan menerpa dirinya. “Entah mengapa di dalam final, rasa “takut kalah” itu tiba-tiba muncul kembali. Ketegangan itu tentu saja membuat saya nerveous, gelisah,” katanya.

Tahir Djide, pelatih yang mendampinginya saat itu, menceriterakan bagaimana tegangnya pemain itu. ”Sampai-sampai dia tidak ingat membawa handuk,” katanya. Terpaksa Tahir kembali ke hotel—jaraknya kurang dari 200 meter—agar semua peralatan Rudy lengkap. “Rudy juga kelihatan tegang,” tambah Tahir. Biasanya Rudy mengambil inisiatif menyerang dulu kalau berhadapan dengan Pri. Kali ini ternyata lain. Rudy hanya sanggup berinisiatif pada angka-angka awal dan setelah itu dia didikte lawan. Dia banyak membuat kesalahan dan kalah di set pertama 11-15. Set kedua keadaan tidak berubah, meski Rudy sempat memimpin 8-4, tetapi kemudian Pri unggul 12-8. Banyak angka diperoleh Pri karena Rudy ragu-ragu dalam mengembalikan bola-bola Pri. ”Sebab apa? Sebab saya takut di smes,” kata Rudy. Sang juara bertahan berusaha keras menyusul. Berhasil dan bahkan unggul 14-12.

Namun, sungguh sulit mengakhiri set ini untuk kemenangan. Satu angka vital itu seakan jauh di mana. Pri berspekulasi dengan mengubah permainan. Dia menubruk bola-bola yang sebelum ini akan di angkat. Rudy kelabakan mengembalikan serangan-serangan macam ini. Pri pun menyamakan kedudukan 14-14 dan kemudian unggul 17-14. Rudy pun gagal menjadi juara delapan kali berturut-turut. Gagal pula mengukir rekor delapan kali juara. Rudy kemudian bertekad membuat revans atas kekalahan itu. Dia tetap ingin gelar kedelapan, sama dengan keinginan semua pembina, pencinta, dan masyarakat bulu tangkis Indonesia. Tahun 1976 itu banyak kejuaraan besar yang harus diikuti Indonesia.

Merebut Gelar ke 8 All England yang sempat tertunda dan Kontroversi - Lim Swi King mengalah pada Rudy hartono?

Selain kejuaraan beregu putra Piala Thomas juga ada All England dan Kejuaraan Asia. Yang terakhir ini diselenggarakan oleh negara-negara Asia—dengan dukungan utama Cina—yang ‘berontak’ terhadap IBF dan ingin mendirikan organisasi tandingan World Badminton Federation (WBF). Indonesia pun membagi kekuatan menjadi dua: Rudy, Liem Swie King, Tjuntjun, dan Johan Wahjudi ke London, serta Iie Sumirat, Christian Hadinata, dan Ade Chandra ke Bangkok. Rudy bertugas mencetak rekor delapan kali juara, Iie diminta membungkam kampanye seakan-akan pemain Cina tak terkalahkan. Rudy sukses melakukannya, demikian juga Iie. Bagaimana Rudy melakukan hal yang kini tak mungkin dicapai siapa pun? Babak-babak awal tidak ada masalah. Barulah pada semifinal dia menghadapi kendala. Saat bertemu pemain Denmark, Fleming Delfs yang jangkung, set pertama Rudy menang 15-10. Namun, set kedua tiba-tiba kaki Rudy menghadapi masalah. Telapak kaki kanannya dirasakan sakit, akibat mengganti sepatu dengan yang baru. Rudy ketinggalan 0-3, 5-9, 7-10, dan lalu kalah 7-15. “Wah, sampai di sinilah riwayat karier saya. Cita-cita untuk menjadi juara delapan kali harus ditunda. Entah sampai kapan?,” kata Rudy dalam hati. Namun, Rudy tetap ingin rekor itu karenanya dia tetap main di set ketiga.
Pada saat ketinggalan 2-9 Rudy mengubah permainan, dari menyerang menjadi main lambat dengan reli-reli. Ternyata taktik ini jalan. Dari ketinggalan 9-13, Rudy menyamakan 13-13. Kemenangan diraih Rudy dengan 18-15. Rudy kemudian bertemu Liem Swie King di final. Rudy menang dan menjadi pemain pertama yang delapan kali menjadi juara di All England.Inilah gambaran Rudy tentang kemenangan itu. “Merupakan tanda tanya besar, apakah kemenangan saya itu ”diberi” atau memang saya perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Saya sendiri merasakan pada saat itu King tidak ”memberikan” dengan begitu saja. Tapi memang tampaknya tidak bersungguh-sungguh untuk menang,” begitu tulis Rudy.

Kegiatan Lain di Luar Bulutangkis




Sebenarnya bukan hanya bulu tangkis yang dia lakukan. Dia pernah ikut latihan renang dan memperoleh berbagai sertifikat. Hanya di sini dia tidak pernah ikut kejuaraan. Ia juga sempat belajar dan bisa bersepatu roda. Yang ini dilakukan diam-diam. Sepak bola dan bola voli juga pernah dilakukannya. Tapi semuanya tidak seserius bulutangkis.


Ketika sudah terkenal, dia sempat menjadi bintang film bersama Poppy Darsono berjudul “Matinya Seorang Bidadari”. Dia juga sempat mencoba menjadi pilot Garuda bersama Darmadi. Namun, Rudy akhirnya tetap Rudy juga: bulutangkis tidak ditinggalkannya. Meski sempat jantungnya di by pass dia tetap setia dengan bulutangkis

[Motivasi] Kisah Motivasi Rudi Hartono: Aku ingin satu angka saja



All England, Wimbledon, Inggris merupakan arena bergengsi untuk para atlit bulutangkis. Ada beberapa pemain Indonesia yang mengukir nama emas di Arena tersebut seperti Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, Rudy Hartono, Chun Chun, Johan Wahyudi, Ade Chandra, Liem Swie King, Kristian Hadinata, Icuk Sugiarto. Dari nama nama di atas yang paling melegenda adalah Rudi Hartono, 8 kali menjadi juara tunggal dan sampai saat ini belum ada yang menyerupai rekornya.

Rudi Hartono memang sangat disiplin, dan tak pernah mengecawakan pelatih, Seperti Almarhum Irsan dan Tahir Djide.

Pada suatu kejuaraan All England, Rudy Hartono berhadapan dengan Sture johnson, Juara Eropa asal Swedia, Situasi benar benar kritis, Pada Set pertama Sture Johnson unggul 15 - 4 dan set kedua ia sudah unggul 14 - 0 . Semua pendengar RRI dan pemirsa TVRI benar benar terhenyak, satu angka lagi tamatlah Rudy Hartono.

Alhamdulillah, teriak penyiar RRI, Shutelcock berpindah ke tangan Rudy. "Aku Ingin Satu Angka Saja" kata Rudy ketika Memulai Service, ternyata 1 - 14 . "Aku Ingin Satu Angka Lagi" , dan terjadilah 2 - 14 .

Akhirnya 14 - 14 dan Rudy mengakhiri set kedua dengan 17 - 14 . Sture Johnson benar - benar heran, Penonton INDONESIA riuh Rendah.

Set ketiga, Rudy lagi - lagi menyatakan , "Aku ingin satu angka lagi....Aku ingin satu angka lagi". Dan set ketiga berakhir dengan 15 - 0 untuk Rudy Hartono. Ia pun maju ke final melawan Finalis dari Denmark, Spend Pri Punch Gunalan berkomentar : "Jika Melawan Rudy, Belum tercapai angka 15, Belum Menang"

Minggu, 06 Maret 2016

Kisah Lucu Bung Karno dan Bung Hatta


Kalau menyebut Soekarno, pasti mutlak akan menambahkan dengan kata Hatta dibelakangnya. Sebaliknya pun begitu. Keduanya seperti senyawa. “Soul mate”, kata orang menjuluki. Soekarno tanpa Hatta, seperti ban tanpa mobil. Mobil tanpa ban, ya ‘gak ada gunanya juga. Seperti Hatta tanpa Soekarno. Begitu senyawanya hubungan kedua orang itu, hingga menjadi satu individu: Soekarno Hatta.

Tak banyak diantara kita yang ingin tahu, kapan sebenarnya Mohammad Hatta bertemu Soekarno pertama kali. Mereka diperkenalkan bukan dalam sebuah sekolah/institusi atau ketemu di jalan. Atau pun ngobrol kebetulan lagi antri, sambil tukar kartu nama atau pun saling barter nomor telepon. Mereka bertemu secara maya melalui argumentasi perang kata dalam berbagai tulisan. Meski beda watak dan pembawaan, ekspresi mereka sama: anti penindasan. Bukan kemerdekaan! Lho koq?  Soal ini mereka beda mata angin.

“Pendidikan rakyat dulu, baru merdeka”, pendapat Hatta. “Oh tidak! Merdeka dulu baru pendidikan”, Soekarno ngotot. “Jalan Bung (Hatta) akan tercapai kalau hari kiamat”, tegas Soekarno memberi alasan. Analoginya, kabur dulu dari penjara. Masalah pakai baju atau tidak, mau lari kemana, setelah itu makan apa, itu urusan no. 17. Yang penting, kabur dulu! Merdeka. Keduanya sama-sama benar. Yang salah siapa? Ya kita sekarang! Kenapa nggak mau pinter-pinter meski sudah merdeka dibebaskan Soekarno Hatta sebagai bangsa,


Hatta bertemu pertama kalinya dengan manusia yang bernama Soekarno di Bandung. Dia diantar oleh seorang nasionalis yang juga kawan Soekarno pada tahun 1933. Masa itu mereka lagi getol-getolnya melawan penindasan dengan ketajaman berpikir. Pertemuan itu membuat mereka berada dalam satu perahu, tapi lain pemandangan. Hatta memandang ke kanan, Soekarno ke kiri, tapi perahu tetap ke depan. Ke arah kebebasan bangsa.

Soekarno sangat memerlukan Hatta dan begitu sebaliknya. Waktu pulang dari pembuangan di Bengkulu tahun 1942 (sebelumnya di Flores), tak ada yang menjemput Soekarno di Pasar Ikan, sebuah pelabuhan kapal kayu di Jakarta. Dengan pertolongan seorang nelayan, Soekarno minta dipanggilkan Anwar Tjokroaminoto, yang memang bekas iparnya. Anwar itu saudara kandung Utari, istri pertama Soekarno, yang juga putri dari pejuang Haji Oemar Said Tjokroamninoto (Maia Ahmad Dhani juga cicitnya Oemar Tjokroaminoto, tapi saya ‘gak tahu dari anak Pak Tjokro yang mana). Lalu Soekarno juga minta dipanggilkan Mr. Sartono, pengacara yang pernah membelanya melawan penguasa kolonial di pengadilan yang tak adil di Bandung beberapa tahun lalu. Tapi ada satu orang lagi yang dimohon Soekarno untuk datang menjemput, ya Hatta.
Bahkan ketika Jumat pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno yang sedang demam meriang sambil  tidur-tiduran di kamarnya, hanya menunggu Hatta untuk membacakan naskah proklamasi. Untungnya Hatta orang yang super super super disiplin, jadi dia datang tepat waktu. ‘Gak kebayang kalau Hatta molor dan baru datang pukul 1 siang. Alasan ngantuk atau ketiduran misalnya (saat itu bulan puasa dan Hatta pulang pagi abis begadang menyusun naskah proklamasi). Kalo Hatta telat datang, detik-detik bersejarah proklamasi kita mungkin bukan pukul 10, tapi pukul 1 siang, sesuai datangnya Hatta. Begitu pentingnya Hatta bagi Soekarno.


Hari Rabu, 8 Agustus 1945, dr. Soeharto, dokter kesayangan Soekarno, mendapat perintah dari majikannya. “To, besok kita pergi ke luar negeri. Sama Bung Hatta!”, ajak Soekarno. Sang dokter panik dan ketakutan. Hari gini ke luar negeri? Pikir dr. Soeharto yang gundah dengan ajakan yang penuh bahaya, di saat Indonesia masih menjadi teater perang antara Jepang dan Sekutu.

“ Kemana”, tanya dokter penasaran.

“Rahasia. Pokoknya ke luar negeri”, jawab Soekarno singkat. 

Esoknya, Soekarno, bersama Hatta dan KRT Radjiman Wediodiningrat (saat itu tokoh senior dalam gerakan kemerdekaan), juga dr. Soeharto pergi menemui Marsekal Hisaichi Terauchi, panglima tentara Jepang yang menguasai Asia Tenggara. Mereka berempat ke Dalat, markas Terauchi, di pinggiran kota Saigon (sekarang Ho Chi Minh City), Vietnam, dalam rangka pembentukan sebuah badan yang mempersiapan kemerdekaan.
Tanggal 13 Agustus 1945, mereka kembali ke Jakarta dengan mampir ke Singapura terdahulu, menggunakan sebuah pesawat pembom bermesin ganda. Tanpa kursi. Tanpa toilet. Yang ada cuma kursi untuk tiga orang di belakang pilot. Dinding pesawat pun bolong-bolong bekas terkena peluru tentara Sekutu, sehingga bisa membekukan orang bila sedang di udara.

Nah, dalam perjalanan ke Singapura itu, Soekarno kebelet mau pipis. Wah, gawat! Gak ada toilet atau apa saja dech yang bisa dijadikan “toilet darurat”. Terpaksa, Soekarno melepas hajat kecilnya yang gak bisa ditahan lagi, dekat lubang yang bolong di bagian belakang pesawat. Angin pun sedang bertiup kencang di atas ketinggian udara. Byuuuur… air seni Soekarno nyiprat kemana-mana, dan butir-butiran halus air seni itu tampias terkena tiupan angin kencang yang mengenai Hatta dan penumpang lain.

Kalau saja Hatta itu perempuan atau sebaliknya Soekarno seorang perempuan, mungkin mereka berpacaran dan menikah. Sebuah perumpamaan untuk melukiskan hubungan yang mesra seirama tapi tetap berbeda. Ya beda, dua orang yang berasal dari kultur sosial jauh saling berseberangan. Soekarno luwes (kalo mau ‘gak dibilang genit) sama wanita. Hatta sebaliknya, kaku dan bisa merah mukanya bila berhadapan dengan wanita, apalagi yang manis sebaya.


Saking kakunya dengan lawan jenis, Hatta yang tersita pikiran cemerlangnya untuk kebebasan Indonesia, lupa dengan perempuan. Mikirin pacaran intens saja tidak, apalagi berumah tangga. “Nanti saja dech kalau Indonesia sudah merdeka”, kata Hatta kalau ditanya kapan menikah.

Akhirnya Indonesia merdeka juga. Tanda-tanda Hatta mau melirik perempuan belum nampak. Sekitar sebulan setelah dia dan Soekarno memerdekakan Indonesia, Soekarno kepikiran juga dengan partnernya, yang akhirnya bersedia menepati janji kawinnya. Hatta sudah punya incaran gadis, tapi kurang berani untuk melamar.

Pada menjelang tengah malam di kota Bandung yang diselimuti udara dingin, Soekarno kebetulan sedang di kota itu. Jarum jam menunjuk angka 11. Artinya sudah larut untuk ukuran Bandung kala itu. Orang pun sudah siap bermimpi pulas di tempat tidur. Tiba-tiba saja, Soekarno mengajak sahabat karibnya dr. Suharto, untuk pergi ke rumah keluarga Abdul Rahim. Rumahnya kalo sekarang di Jalan Pajajaran no 11.

“ Malam begini bertamu?”, tanya sang dokter keheranan.

“’Gak apa-apa. Mereka kenalan lama saya sejak dulu”, jawab Soekarno enteng. Dokter Suharto masih penasaran diajak bertamu larut malam. Pasti ganggu tuan rumah, pikirnya Apalagi saat itu tentara Jepang masih berkeliaran yang mencekam warga. Sepertinya ada yang kepepet untuk dibicarakan Soekarno dengan pasutri Abdul Rahim.

“Tentang Bung Hatta”, akhirnya Soekarno menjelaskan alasannya bertamu malam-malam ke rumah orang. Waktu Hatta bersama Soekarno meninjau Instituut Pasteur di Bandung, Hatta kesemsem dengan seorang gadis yang bekerja disitu. Gadis itu setelah diselidiki Soekarno, ternyata anaknya pasutri Abdul Rahim. Namanya Rahmi. “Ya, Hatta memilih anakku sendiri”, ujar Soekarno yang sudah mengental kenal lama orang tua Rahmi.

Begitu Soekarno mengetuk pintu dan berdiri di depan rumah, Ibu Rahim (ibunda Rahmi) segera keluar. Prat! Soekarno didamprat tuan rumah! Iyalah, malam-malam koq ganggu  orang mau tidur, apalagi orang Bandung masih ngeri kalo-kalo yang datang itu tentara Jepang. Maklum, Indonesia baru sebulan merdeka. Jadilah Ibu Abdul Rahim, sebagai warga negara Indonesia pertama yang mendamprat Presiden Republik Indonesia! Kebetulan sekali saya sekantor dengan cicitnya yang cantik dari Ibu Rahim, si “wanita pemberani’ itu.


Setelah memeluk Ibu Rahim, Soekarno menjelaskan kedatangannya. “Saya melamar Rahmi untuk Hatta”, katanya. Akhirnya Soekarno dipersilahkan menemui yang bersangkutan di kamarnya. Soekarno berbincang serius secara singkat dengan Rahmi. Namun sebelum Soekarno masuk ke kamar, adik kandung Rahmi, Titi, mencegahnya. “Jangan mau, dia (Hatta) jauh lebih tua dari kamu”. Hatta beda usia 24 tahun dengan Rahmi. Titi kelak jadi istri Soebijakto, KSAL 1974-1978 dan juga ibunda dari koreografer Jay Soebijakto.

Sebelum pamit, Soekarno memeluk hangat Rahmi dan Titi, dua gadis yang sudah seperti anaknya sendiri.
Bagai kisah HC Andersen, akhirnya Hatta menikahi Rahmi bulan November 1945 di vila Hatta yang sejuk di Megamendung, Jawa Barat, hanya disaksikan keluarga dekat, dan sahabat sejatinya, Bung Karno dan Fatmawati. Nah, untuk pertama kalinya Presiden RI menjadi mat comblang. “Aku adalah satu-satunya kepala negara yang juga menjadi calo dalam mengatur perkawinan”, kata Soekarno yang juga menjodohkan Ir. Rooseno, teman kuliahnya yang mendapat julukan Bapak Beton Indonesia, serta serentetan daftar orang yang ingin menunggu dijodohkannya.

Hatta dan Soekarno seperti koin bermuka ganda. Satu tapi beda. Kenyataan ini sudah diketahui publik dan Soekarno sendiri sering menggembar-gemborkan pertentangan antara mereka. Tapi bukan perbedaan sebagai sahabat dan pribadi. “Hatta sering tidak seirama denganku”, kata Soekarno menilai sahabat kentalnya. Perbedaan dalam pandangan politik itu, kian lama menggunung dan mudah dilihat orang. Hasilnya, Hatta tak mau lagi mendampingi Soekarno menjadi nakhoda Indonesia. Hatta mundur sebagai wakil presiden pada akhir tahun 1956. Padahal meski berbeda, Hatta menyukai Soekarno. Buktinya, ketika ibukota Indonesia pindah ke Jogjakarta, Hatta lebih senang ikut Soekarno dan membiarkan PM Sutan Sjahrir sendirian di Jakarta. Padahal Sjahrir dan Hatta banyak se-ide, bahkan se-kampung.

Sejak Hatta mundur, Soekarno berjalan sendirian. Tak ada lagi orang sebagai “second opinion-nya” Soekarno.  Dan ini secara perlahan mengantarkan Soekarno ke ujung jalan akhir kekuasaannya. Hatta makin menjauhi Soekarno dan menghiasi keretakan itu dengan tulisan dan opini yang kritis pedas kepada sahabatnya. Kritik santun untuk menuntun sahabatnya agar berjalan sesuai idealisme yang pernah mereka bangun bersama. Pernah sebuah majalah keagamaan dilarang terbit Soekarno, karena memuat tulisan Hatta yang mengkritik Soekarno. Sejak itu dwitunggal menjadi dwitanggal. Berakhirlah Dynamic-Duo yang pernah dimiliki Indonesia. Tapi sekali lagi, mereka tidak berpisah sebagai sahabat. Sebagai pribadi mereka tetap berkawan akrab. Dengan sangat elegan, mereka berdua bisa membedakan wilayah pribadi dan wilayah politik. Beda jauuuuh dengan kita sekarang.

Begitu hormatnya Soekarno dengan Hatta, dia memerintahkan pengawal kepresidenan untuk tetap menjaga keselamatan keluarga Hatta, meski tidak lagi sebagai wakil presiden. “Jaga Bung Hatta baik-baik”, pesan Soekarno kepada kepala pengawalnya, Mangil Martowidjojom setelah Hatta mundur. 


Bila Hatta sakit, Soekarno sigap membesuknya dan kadang bercengkrama di rumah Hatta di Jalan Diponegoro, yang cuma 25 meter jaraknya dari rel kereta api. Bahkan sering Soekarno pamit dulu ke Hatta, bila ingin berkunjung ke luar negeri. Saling hormat kedua orang ini, menular sampai ke keluarga. Kedua keluarga mereka sudah seperti sedarah, padahal belum ada perkawinan antara anggota keluarga mereka.

Ketika Soekarno sudah tak berdaya, Hatta-lah yang mewakili keluarga Soekarno untuk urusan keluarga, seperti pernikahan. Hatta juga yang membela mati-matian Soekarno yang sudah tiada, bila ada pemutarbalikan sejarah yang sering dilakukan ‘sejarawan pesanan’, yang mencoba ‘membunuh’ atau menghilangkan peran Soekarno dalam drama sejarah Indonesia. Suatu hari, pernah Hatta menulis kesaksian alibi sejarah di atas kertas bermaterai, untuk membela sahabatnya itu. Hatta sosok tegas yang lembut super sopan. “Bung Hatta orangnya tenang tapi menghanyutkan”, komentar Guntur tentang sahabat ayahnya itu.

Julukan yang mereka dapat pun aneh dan unik: PROKLAMATOR. Tidak pernah akan ada orang Indonesia dapat predikat itu. Pahlawan nasional bisa membludak. Presiden dan wakil presiden akan membengkak jumlahnya. Tapi proklamator, hanya punya SOEKARNO dan HATTA (ada juga sich ‘proklamator lain’ di Indonesia, seperti upaya separatis kemerdekaan di beberapa daerah Indonesia).  Lucunya, gelar itu baru diberikan secara resmi oleh pemerintah, 41 tahun setelah Indonesia merdeka. “It’s too late”, kata orang. “Ngapain aja pemerintah semala ini?”, begitu segelintir komentar.

Hatta dan Soekarno ibarat malam dan siang. Beda, Tapi dua-duanya berguna. Kita tak bisa hidup tanpa tidur di malam senyap. Namun tak mungkin pula menjalani seluruh hidup hanya dengan tidur-tiduran di kegelapan hari.

Sebagai sahabat sejati, ada awal bagi Soekarno dan Hatta membangunnya. Tapi persahabatan sejati mereka tidak akan pernah berakhir. Tidak akan pernah! Sampai kapanpun… Mereka SATU.